Curahan Rasa Hari Nan Semu

Suatu saat nanti, ku beli semua keremehan yang kau anggap biasa

Ah...
Aku pun tak paham 
Hari apa ini sebenarnya
Berjuta rasa membuncah dalam raga
Derai air mata tak sabar untuk tercurah
Allah, dekap aku 

Ketika ekspektasi terjun bebas ke arah lembah
Dan tamparan keras kembali melanda
Aku pun lupa pada nasihat yang Kuasa
Bahwa berharap hanyalah padaNya, bukan pada hambaNya

Semua beban di pundak terasa semakin berat
Rasa ingin menghindar menyeruak menggoyahkan asa
Allah, dewasakan hati dan raga ini dari semua
Lapangkanlah hati ini dalam menerima semua "amanah"
Kuatkanlah raga ini dalam menerima "realita"
Karena asa tak seindah apa yang ada di depan mata

Allah Allah oh Allah
Marah ini menggelora dalam dada
Tapi diri ini terasa terkekang dalam sebuah penjara
Hanya satu hal yang bisa ku rasa
Satu hal yang bisa ku lakukan
Paksa untuk menerima

Pandangan sebelah mata kembali datang
Pada diri yang sungguh sudah berjuang sepenuh tenaga
Ah, memang tak akan pernah bisa jadi individu yang sempurna
Pasti ada mereka yang memandang picik pada raga
Semua hanya Engkau yang paham ya Rabb

Susah benar melalui rasa ingin berjuang 
Berat menerima pandangan remeh dan picik dari mereka
Butuh waktu untuk sekedar meluapkan rasa
Butuh waktu untuk mengurai derai air mata
Dan mungkin butuh waktu pula untuk kembali ke titik kebanggaan

Titik nadir bukanlah suatu hina yang harus disesali
Titik inilah sebagai pijakan awal tuk melompat lebih tinggi
Kan ku tutup semua mulut yang memandang remeh diri
Kan ku bungkam semua ucapan alas permukaan penuh duri

Allah, dekap aku lebih erat
Aku ingin mengungkapkan segala rasa dalam dada
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Mimpi Menabrak Realita

Pantun Pernikahan...

Izinkan Aku Sejenak Beristirahat Menikmati Jurang Kehancuran