Ketika Aku Tak Mengenali Lagi Siapa Diriku Kini

Cahaya, aku menunggumu di tengah kegelapan.. Kapankah kau akan datang menggamitku untuk keluar dari lorong gelap ini? Aku menunggumu dalam kesendirian yang hampir membunuhku....


Ya Allah
Dari lubuk hatiku yang terdalam
Sungguh aku ingin meminta maaf kepadaMu
Atas semua dosa yang aku lakukan
Baik secara sengaja maupun tak sengaja

Ya Rabb, beberapa hari terakhir, aku seakan kembali ke dalam lubang hitam yang menjeratku untuk melupakanMu. Aku tersesat pada persimpangan hidup yang ku rasa sangat berat. Aku ingin bangkit, tapi rasanya sulit, sangat sulit. Aku bagaikan berada di sebuah hutan tanpa penerangan bulanMu sama sekali. Gelap, pekat. Aku merasakan semua itu dengan kesadaran yang penuh. Bahkan mungkin aku mengukir dosa itu dengan sengaja. Namun aku sendiri pun tak mengerti apa yang menyebabkan diriku membiarkan dibelenggu oleh sebuah kesenangan semu yang nanti akan aku pertanggungjawabkan di akhirat. Seakan aku tak mampu mengenali diriku sendiri. Astaghfirullah.

Aku selalu menjadikan sesuatu yang lain sebagai kambing hitam atas keterjerumusanku tersebut. Padahal aku harusnya sadar, itu karena diriku sendiri. Tak pantas aku menyalahkan orang lain untuk bertanggung jawab atas kebodohan yang aku lakukan. Tapi, sungguh aku merasa ada sesuatu yang aneh dalam diriku. Akankah aku sudah terlalu letih menjalani hidup? Akankah aku sudah tak punya semangat dalam masa penantian ini? Akankah aku menjadi orang-orang yang tak ingin maju dan beruba? Ataukah aku tergolong orang-orang yang munafik?

Ya Rabb, bantu hamba kembali menemukan jati diri hamba yang hilang

Kini ku tersesat
Sangat jauh
Aku berada di tempat yang gelap
Namun entah, seakan aku pasrah menerima semua
Tak ada daya dan upaya yang aku lakukan untuk bangkit
Akankah diriku sudah menjadi seonggok manusia yang tak berguna?
Ke manakah semangat yang dulu menyala itu?
Akankah semua ini kan berakhir?
Kapan ini kan berakhir?
Mungkin, diri ini sudah terlalu ringkih menjalani hidup
Walau sejuta asa masih tertanam indah
Tapi seakan aku tak melihat cahaya di seberang sana
Ya Rabbi, jangan tinggalkan hamba
Dalam kesendirian ini, hanya Engkau yang selalu ada buatku
Kapanpun dan dimanapun

*Dalam kerapuhan yang teramat mendalam, yang mampu membuatku semakin terperosok dalam lembah hitam… Semoga diriku bisa kembali mengambil dan menemukan semangat yang telah hilang itu….

Komentar

  1. bukankah iman itu selalu naik dan turun?
    tinggal bagaimana kita menyikapinya ketika iman kita sedang turun, dengan bijakkah? atau malah sebaliknya?
    untuk itulah Rasulullah menuntun kita agar selalu berdoa supaya kita tetap diteguhkan di atas agama Allah.
    "Yaa muqollibal qulub, tsabit qalbi 'ala diniik".

    salam blogger.
    ^_^

    BalasHapus
  2. iya
    mungkin saat ini sedang ada di bawah
    tapi sepertinya terlalu parah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Mimpi Menabrak Realita

Pantun Pernikahan...

Izinkan Aku Sejenak Beristirahat Menikmati Jurang Kehancuran