Sahabat dan Cinta part II

Menyambung edisi sebelumnya…

Tentang sahabat dan cinta. Dalam episode kali ini, aku akan mencoba untuk merangkai kedua kata itu dengan pendapatku sendiri. Tulisan ini duniaku, jadi ketika Anda merasa saya salah, mungkin memang pendapat kita berbeda. Bukankah perbedaan itu yang akan menjadi pelangi dalam kehidupan kita? Hambar hidup tanpa pelangi, sehambar sayur tanpa garam yang asin.

==============================
Di sini, aku selalu merindukan kalian..... Sahabatku....

Sahabat dan cinta, dua kata yang selama ini mampu membuat aku menangis. Ralat, bukan selama ini, karena sungguh akhir-akhir ini aku tak pernah memikirkan kedua kata itu secara bersamaan. Akhir-akhir ini aku hanya memikirkan sahabat, tepatnya lima orang sahabat dalam kehidupanku. Mereka semua pun terpisah. Tiga orang di Surabaya, satu orang di Majalengka, dan satu orang nomaden antara Surabaya dan Tulungagung (hahahaha… peace ya yang aku maksudkan disini).

Dua kata yang dahsyat itu pernah aku pikirkan secara bersamaan hingga tetesan air mataku sudah tak mampu dibendung lagi. Tetesan itu mengalir begitu saja tanpa ada penghalang. Mungkin karena permasalahan itulah yag menyebabkan aku sampai sekarang tak pernah memikirkan tentang sebuah definisi dari kata CINTA. Apa yang aku lakukan dulu, sungguh membuatku sangat menyesal. Peristiwa itu sebenarnya sudah berlangsung sekitar empat tahun lalu dan puncaknya di dua tahun lalu. Tapi sampai sekarang pun dia belum memaafkan aku. Apa aku salah berpikir tentang cinta dan sahabat karena peristiwa yang telah aku alami? Menurutku, itu alasan yang sangat kuat.

Setelah peristiwa itu terjadi, aku hanya merasakan sebuah kehampaan tentang kata cinta. Mungkin aku termasuk orang yang sangat sulit mencintai, namun juga sangat sulit melupakan. Sampai saat ini, belum ada pengganti seseorang yang pernah muncul dulu. Walau sekarang pun aku tak pernah memikirkannya. Jalan kehidupan yang kami pilih telah berbeda, untuk apa harus terus berharap oada hal yang tidak akan mungkin terjadi?

Kini, aku hanya memikirkan sahabat. Sebisa mungkin apa saja yang aku lakukan, hanya ada sahabat yang mengetahui. Tentang makna cinta, biarlah definisinya semakin menggantung dalam hatiku. Aku pun tak berharap akan menemukan definisi cinta dari orang lain dalam keadaan yang sama. Aku hanya berharap aku menemukan definisi cinta pada seseorang yang menjadi imamku, seseorang yang menjadi tempatku berbagi, dan seseorang yang aku panggil dengan sebutan suamiku.

Target menemukan definisi cinta itu telah dibuat. Namun Allah lebih mengetahui apa yang aku butuhkan dibanding apa yang aku inginkan. Aku pasrah, bukan menyerah. Aku pasrah dalam sebuah usaha memperbaiki diri untuk menjadi lebih istimewa. Aku pasrah dalam sebuah peta kehidupan yang aku lukis dengan ideal yang aku bumbui dengan mimpi-mimpi indahku. Aku pasrah pada sebuah keputusan yang baik, karena hakikatnya segala keputusan dari Allah merupakan keputusan yang terbaik.

Cinta, aku menunggumu di sini. Aku menunggumu dalam kepasrahan sebuah lukisan mimpi yang aku gambar penuh dengan perasaan pengharapan. Cinta, adakah kau disana merindukan diriku yang kini sedang memikirkanmu? Aku membutuhkanmu cinta, sebagai tempat berbagi. Aku membutuhkanmu sebagai tempat bertukar pikiran. Aku membutuhkanmu sebagai pemberi arah dalam kehidupanku yang kadang melenceng dari aturan Allah. Suatu kepastian, aku membutuhkanmu karena aku seorang wanita lemah yang membutuhkan seorang lelaki yang perkasa dalam sebuah kebijaksanaan.

Kapankah kita kan bertemu, cinta? Aku berharap, Allah mempertemukan kita dalam sebuah kondisi terindah dengan iman terbaik yang pernah kita miliki.

-aamiin-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Mimpi Menabrak Realita

Pantun Pernikahan...

Izinkan Aku Sejenak Beristirahat Menikmati Jurang Kehancuran