Tragedi Jilbab Tahun 2006


Uji Ketakutan... Manakah yang lebih kalian takuti di dunia ini?
ALLAH atau ATURAN MANUSIA?


Ini adalah hari pertama Fithri memasuki sekolah tingkat SMA. Memang dia memasuki sekolah negeri, namun bukan sekolah negeri ini yang diinginkannya. Ia melangkah berat dengan hati menggerutu keras, walau hanya dirinya yang tahu.

Dua tahun pun berselang, Fithri mulai untuk menikmati keputusan Allah dengan memilihkannya bersekolah disini. Hanya satu yang diyakininya saat itu, bahwa Allah tak pernah salah dalam mengambil keputusan. Dia juga meyakini bahwa akan selalu ada rahasia dibalik rahasia. Dia meyakini akan ada hikmah besar yang akan diambilnya di sekolah ini. Hanya satu yang diinginkannya, bahwa masa SMA ini merupakan masa terindah yang tak akan pernah ia lupakan sepanjang hidupnya.

Dari keyakinan dan usahanya untuk selalu berpikir positif, ternyata Allah mendengar dan mengabulkannya. Perjuangannya yang sangat manis dimulai saat akhir kelas 3, saat akan melakukan foto ijazah. Perjuangan yang paling berkesan di sepanjang perjalanan hidupnya, bahkan sampai saat ini setelah kisah itu berlalu hampir tujuh tahun yang lalu.

Pagi itu seperti biasa, Fithri berangkat sekolah dengan temannya dari rumah. Temannya bernama Fanda. Mereka berdua sama-sama melaksanakan perintah Allah dengan menutup aurat. Bedanya, Fanda lebih dulu menutup auratnya yaitu sejak SMP. Sedangkan Fithri menutup auratnya ketika baru memasuki SMA, itu pun karena dipaksa. Namun seiring berjalannya waktu, akhirnya Fithri memahami akan sebuah kewajiban bagi seorang muslimah untuk menutup auratnya.

Tanpa terasa, mereka berdua telah sampai pada halaman sekolah. Motor langsung menuju tempat parkir di depan sebuah kelas yang telah disediakan. Setelah memarkir motor, mereka berjalan beriringan menuju kelas. Fithri dan Fanda memang tidak berada dalam satu kelas, namun kelas mereka bertetangga. Walaupun tidak satu kelas, persahabatan yang mereka jalin sejak pertama kali memasuki bangku SMA, masih dijaga erat.
Bel sekolah pun berbunyi, tanda pelajaran akan segera dimulai. Pelajaran pertama di kelas Fithri adalah Matematika. Semua teman-temannya sekelas memperhatikan dengan seksama seorang Pak Lis yang menerangkan di depan kelas tentang rumus yang cukup membuat otak kepayahan. Ketika sedang melakukan latihan soal, datanglah seseorang ke dalam kelas kami. Dia meminta izin untuk memberikan pengumuman di depan kelas. Dia pun melangkah ke depan kelas lalu berkata,

“Teman-teman, hari ini waktunya foto ijazah. Giliran kelas XII Alam 2 nanti jam sepuluh, setelah istirahat. Mohon dipersiapkan. Tolong bantuan ketua kelas untuk mengondisikan teman-temannya ya! Terima kasih.”

Setelah mengucapkan terima kasih kepada Pak Lis, dia langsung keluar kelas. Kelas pun kembali bergelut dengan soal Matematika.

Bel berbunyi kembali menandakan waktu istirahat datang. Baru saja Pak Lis keluar dari kelas, Tari dengan langkah tergopoh memasuki kelas XII Alam 2. Dia langsung menuju bangku Fithri,

“Fith, hari ini foto ijazah ya?”

Fithri menjawab dengan santai,

“Iya. Emang kenapa Tar?”

“Denger-denger, untuk foto ijazah harus lepas jilbab.”

“Hah??? Beneran??? Katanya sapa kamu?”

Fithri terbelalak kaget dengan apa yang diucapkan Tari. Tari pun tak kalah cemas sambil tangannya mempermainkan ujung jilbabnya, dia berkata:

“Tadi kan kelasku dah foto sebagian sebelum istirahat, yang berjilbab disuruh lepas jilbabnya. Gimana nih Fith? Bentar lagi giliran aku.”

Mata Tari mulai berkaca-kaca. Dia dihadapkan akan sebuah kewajiban seorang muslimah berbanding dengan kewajiban seorang warga negara.

------------bersambung------------

*based on my TRUE STORY

Akankah Tari dan Fithri melepas jilbabnya saat foto ijazah? Bagaimana dengan Fanda? Tunggu episode selanjutnya yaa... haha...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Mimpi Menabrak Realita

Pantun Pernikahan...

Izinkan Aku Sejenak Beristirahat Menikmati Jurang Kehancuran