IMUNISASI atau IMUN IS ASI (bagian 2)


Penemuan tentang kandungan ASI pada tahun 1970 memberi solusinya. Sulit memang mengubah paradigma masyarakat tentang ASI sebagai sistem imun utama bagi seorang bayi, karena penelitian tentang vaksin sudah dimulai sejak tahun 1600-an, sedangkan ASI baru dikompilasi pada tahun 2005 setelah dilaporkan temuan antibodi yang terdapat di dalamnya. Saat ini dengan penelitian yang masih terus berjalan, telah ditemukan beberapa komponen bioaktif ASI antara lain laktosa, lemak, oligosakarida, protein, dan masih banyak lagi yang belum dilaporkan karena sedang dilakukan studi.
Bayi memiliki imunitas alami yang didapatkan ketika dia lahir. Oleh karena itu sangat disarankan kepada para bunda untuk melakukan persalinan normal. Namun lihatlah, betapa banyak dari mereka yang lebih memilih operasi cesar karena tak kuat menahan sakitnya. “Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Rabbnya (Ar rum : 8).
Dalam persalinan normal, bayi akan lewat jalan lahir (vagina) disertai tinja yang mengandung banyak bakteri, dari sinilah imunitas seorang bayi terbentuk secara alami. Inisiasi menyusui dini juga sangat dianjurkan. Kolostrum yang dihasilkan oleh payudara seorang ibu telah terbentuk sejak minggu ke-16 kehamilan, dalam literatur disebutkan hanya terbentuk pada hari pertama sampai ke 7. Kolostrum ini sangat penting bagi bayi karena menghasilkan Secretory IgA yang berfungsi sebagai antibodi. Kemudian daerah lain yang bisa memberikan imunitas alami pada bayi adalah rongga mulut karena di pangkal tenggorokanlah bakteri penyebab pneumonia berada. Lengkaplah sudah apa yang Allah rencanakan.
Begitu mulianya tugas seorang ibu untuk menyusui anaknya sampai Allah tegaskan di dalam firmannya,  “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. ..” (Al Baqarah 233)
Dan Allah tegaskan kembali dalam sebuah hadist ancaman untuk mereka yang enggan menyusui anaknya. Rasulullah SAW bersabda, “Tiba-tiba aku melihat para wanita yang payudara-payudara mereka dicabik-cabik ular yang ganas. Maka aku bertanya: ‘Kenapa mereka?’ Malaikat menjawab: ‘Mereka adalah para wanita yang tidak mau menyusui anak-anaknya (tanpa alasan syar’i)’. ” (HR Al-Hakim) – Asy-Syaikh Muqbil rahimahullaah dalam Al-Jami’ush Shahih berkata: “Ini hadits shahih dari Abu Umamah Al-Bahili
ASI ibu A belum tentu cocok jika diberikan kepada bayi ibu B, begitu pun sebaliknya. Asi ibu A belum tentu sama kualitasnya dengan ASI ibu B. Perlu kita tahu, ASI memiliki karakter subspesies tertentu saja. Seorang ibu yang tinggal di lingkungan kumuh, kualitas ASI-nya tentu akan sangat berbeda dengan ibu yang tinggal di lingkungan bersih. Daya imunitas yang terbentuk pada ibu yang tinggal di tempat kumuh pastilah lebih bagus jika dibandingkan dengan ibu yang tinggal di lingkungan bersih tadi. Kurang tepat jika menganalogikan asupan gizi menjadi faktor utama dalam menentukan kualitas ASI.
Kebutuhan ASI bagi bayi harus tercukupi untuk membentuk sistem imunnya, bukan malah diganti dengan susu formula. Menurut penelitian terbaru, susu formula dapat menimbulkan stres permanen pada anak di usia 10 tahun, reaksi alergi yang berlebihan, dan penyakit-penyakit degeneratif seperti DM, jantung, dan stroke di usia tuanya.
Jika ibu tidak dapat menyusui anaknya karena suatu halangan, Allah telah memberikan kemudahan untuk mengambil ibu susu seperti yang pernah dicontohkan pada Rosulullah. “…Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al Baqarah 233]”
Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh Mbah Thomas Alfa Edisson, “The doctor of the future will no longer treat human frame with drug, but rather will care and prefent disease with nutrition.”
Namun sebegitu gamblangnya data menyatakan pentingnya fungsi ASI, namun tidak pernah dimasukkan dalam kurikulum khusus pada kuliah para tenaga kesehatan. Bahkan ketika ditanya pun mereka pasti tidak akan mengetahui apa kandungan yang terdapat pada vaksin ataupun ASI. Sehingga menjadi kabur untuk menggunakan keduanya.
Sehingga dr Majid pun mengeluarkan pernyataan, “All muslim doctors and parents should be aware for vaccine ingredient and of the failed efficiency of vaccine. The harm is cleaerly grate than the benefit. The time has come to take a stand for truth.”
Dr James R Shannon, seorang mantan direktur the National Institute of Health (NIH) Amerika Serikat dalam tulisan yang berjudulWhy You Should Avoid Vaccines pun memberikan pernyataannya bahwa,” Vaksin yang aman adalah vaksin yang tidak pernah digunakan.”
Membentuk imunitas pada diri bayi ibarat menyiapkan ladang yang subur untuk kita tanami, dirawat dengan cara dipupuk dan menyiangi rumput liarnya. Sehingga, kalau sejak dini kita sudah dzalim terhadap anak kita dengan memberikan berbagai bahan kimia berbahaya ke dalam tubuhnya, secara tidak langsung sama dengan kita menggali liang kuburnya. Naudzubillahi mindzalik. Semoga semakin banyak kajian tentang ASI yang bisa membuka mata terhadap propaganda modernisasi yang telah menyusup ke dalam pikiran kita. Untuk ayah, bunda, serta pembaca semua, divaksin atau tidak semua pilihan itu kembali kepada anda. Yang pasti mohonlah kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar ditunjukkan kebenaran dalam pilihan yang kita buat.  Wallahua’lam bish showab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Mimpi Menabrak Realita

Pantun Pernikahan...

Izinkan Aku Sejenak Beristirahat Menikmati Jurang Kehancuran