Misteri Undangan


Ya Rabb, bukalah tabir yang selama ini memisahkan kami... Semoga ia akan segera datang... Aamiin.....

Bismillahirrahmanirrahim,,,

Entah apa yang harus aku lakukan. Senang kah? Prihatin? Bersyukur? Bersedih? Entah aku tak mengerti apa yang dirasakan hati. Namun yang aku tahu hanyalah, ternyata memang dia bukan untukku. Sederhana, namun inilah jawaban atas semua harap dan asa kosong yang telah aku pupuk beberapa tahun terakhir. Kecewa? Pasti. Tapi aku yakin bahwa inilah yang terbaik. Bahwa Allah tahu apa yang aku butuhkan, bukan yang aku inginkan.

Aku dan dia sudah lama tidak berteman di dunia maya. Di dunia nyata pun, aku tak pernah bercengkrama sehangat dulu dengan dirinya. Hingga aku mengetahui segala tingkah hidupnya hanya dari dunia maya. Pernah suatu ketika aku mengirim pesan singkat, tetapi pacarnya yang membalas. Sejak saat itulah aku tahu bahwa dia sudah melakukan aktivitas bernama pacaran, aktivitas yang sangat dia tahu apa hukumnya itu. Pernah ada suatu pertanyaan, kenapa dia harus melakukannya? Padahal ia sangat mengerti konsekuensi atas semua yang diperbuatnya. Namun aku hanya mengelus dada, tanpa bisa berkata. Semoga mereka segera menikah.

Hingga suatu hari aku tahu, mereka akan menggenapkan setengah dien. Barokallahu, semoga mereka berbahagia. Terbesit doa dari bibirku, walau mungkin hatiku sakit, kecewa, dan sebangsanya. Sebelum hari pernikahannya, malam-malamku dipenuhi dengan isak tangis. Ya, hanya air mata yang mampu menemaniku. Hatiku galau. Akankah aku mampu hadir dan datang ke pernikahannya? Hanya itu yang ada di pikiranku saat itu.

Sebelum hari H, banyak sms yang tanya, “Mbak, gak bowo tah?”. Aku hanya tersenyum sambil menjawab bahwa aku tidak menerima undangan. Saat itu hari ahad, undangannya hari senin. Sempet ketar-ketir juga bahwa undangan akan datang. Sampai hari H pun, ternyata tak ada undangan yang datang. Padahal teman-teman semua dapet, hanya aku yang tidak. Sempat bersyukur, walau sebenarnya tak boleh aku lakukan.
Namun satu yang aku yakini, ALLAH AKAN SELALU MEMBERIKAN APA YANG AKU BUTUHKAN, BUKAN YANG AKU INGINKAN. Ya, mungkin Allah tahu aku tak akan kuat jika aku harus melihat mereka. Mungkin Allah tahu, bahwa inilah kebutuhanku, yang mungkin kali ini selaras dengan keinginanku. Tetapi sempat ada pertanyaan, kemanakah undangan itu? Mungkinkah aku memang tidak diundang? Atau mungkin undangannya keselip? Wallahu’alam bisshhowab.

Semoga engkau berbahagianya dengannya. Sama halnya denganku, semoga aku akan berbahagia dengan seseorang yang masih dirahasiakan oleh Allah. aamiin....

Komentar

  1. amin...
    semua akan indah pada waktuny,

    semangat dan istiqomah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Mimpi Menabrak Realita

Pantun Pernikahan...

Izinkan Aku Sejenak Beristirahat Menikmati Jurang Kehancuran