Keluarga Baru Di Dumay

Lomba dunia maya, merupakan salah satu kompetisi yang mampu menguras air mataku. Banyak pengalaman yang aku dapatkan dari dunia maya. Mulai dari pengalaman yang mengundang amarah, senyum, canda, tawa, dendam, dan segala rasa yang tercampur menjadi satu dengan kenikmatan yang tiada terkira. Dunia maya pun telah menjadi salah satu dari bagian hidupku yang mungkin akan sulit untuk dipisahkan. Tak pernah seharipun aku absen tidak mengunjungi dunia maya. Kunjunganku entah untuk update status di facebook, mencari info tentang dunia menulis, chatting, nge-tweet, update blog, dan masih banyak lagi hal yang aku lakukan. Hingga ketika mengetahui ada lomba ini, jujur aku sedikit bingung memilih pengalaman mana yang akan aku ceritakan. Namun yang akan aku ceritakan ini adalah hal yang benar-benar mampu membuka mataku.

Dunia maya atau yang biasa disingkat dengan dumay, memang bagaikan pedang. Kadang dapat bermata baik, namun tak jarang pula bermata jahat dengan segala pesonanya. Orang masa kini sudah tidak ada kata asing lagi dengan yang namanya dumay, bahkan anak kecil pun sangat menggandrungi dumay. Mulai dari facebook, twitter, blog, mirc, bahkan yang baru-baru ini sangat menjadi hal favorit adalah game online. Padahal tidak semua orang tua masa kini akrab dengan dunia maya pula. Banyak hal-hal negatif yang dapat diambil si pengguna dumay ketika tidak benar-benar selektif menjaring semua yang ada di dumay itu sendiri.

Aku mengenal facebook dan berbagai situs pribadi lainnya memang terbilang baru, mungkin hampir sekitar 3 tahun yang lalu. Aku merasakan manfaat yang luar biasa memang dengan mempunyai situs pribadi di dumay, diantaranya adalah mampu menjadi teman yang baik untuk ajang curhat dikala jauh dari sahabat, mampu menjalin silaturrahim dengan kawan lama maupun baru yang sedang berjauhan, mendapat info-info terbaru, dan masih banyak lagi keuntungan dunia maya itu sendiri. Namun aku sendiri juga tidak menampik kemungkinan akan efek negatif dunia maya, karena aku pun telah merasakannya sendiri. Tetap aku percaya bahwa dumay masih positif ketika memang benar-benar dipergunakan sebagaimana mestinya. 

Kepositifan dumay yang aku dapatkan salah satunya adalah aku mempunyai keluarga baru disana. Keluarga baru dengan orang-orang yang sebelumnya tak pernah sekalipun aku temui di dunia maya. Keluarga yang berada di seantero penjuru dunia namun masih bangga menjadi seorang WNI. Keluarga yang kami bisa tertawa riang dengan tanpa beban, namun ketika salah satu diantara kami mempunyai masalah, kami pun tak segan untuk saling bercerita. Keluarga yang mampu membuka mataku untuk lebih dapat melihat dunia luar yang sangat beraneka ragam. Keluarga yang mampu membawaku masuk ke dalam dunia mereka yang sebelumnya aku memandang remeh. Sungguh aku sangat senang dengan kekeluargaan yang mereka tawarkan di dumay ini. Kawan, dimanapun kalian berada, percayalah kalian sungguh sangat berharga bagiku. Kalian yang membuka mata hatiku agar mampu bergaul dengan siapapun. 

Keluarga baru ini aku temukan saat aku secara tidak sengaja iseng membuka Yahoo Messanger dan aku mengikuti salah satu room disana, yaitu room surabaya 1. Awal aku masuk sungguh aku sangat kaget. Kata-kata misuh, hinaan, caci maki, dan sebangsanya langsung aku baca di depan mataku. Sepertinya mereka sungguh-sungguh fasih dalam melakukan hal itu. Justru aku langsung membayangkan bagaimana kehidupan mereka yang sesungguhnya di dunia nyata? Apakah memang sekasar itu? Atau kasarnya itu hanya untuk menutupi, maaf, rasa pecundangnya di dunia nyata? Berbagai pertanyaan mengalir deras dalam alam pikirku. Namun aku tetap memberanikan diri untuk memulai percakapan disana dengan ucapan salam. Aku mencoba untuk memulai keakraban dengan mereka, namun yang terjadi malah aku dicaci dan dimaki luar biasa hingga aku tak mampu berkata apapun. Sungguh baru kali ini aku dicaci dengan alasan yang sungguh-sungguh tidak masuk akal. Lama aku bertahan, namun pertahananku akhirnya jebol juga. Aku menangis, hingga aku bingung tak tahu harus berkata apa lagi. Aku melihat salah satu ID YM yang menghinaku, dan aku mengirimkan pesan kepadanya, 

“Terima kasih telah membuat aku menangis malam ini, karena kamu aku mampu membersihkan retina mataku. Namun berkat kamu juga aku merasakan sakit yang luar biasa. Terima kasih.” 

Lama dia tak menjawab pesanku. Hingga akhirnya aku mau menutup YM, ada balasan darinya yang menyatakan permintaan maafnya kepadaku. Dia tak menyangka ternyata aku adalah chatter baru dan sensitif pula. Lama kami mengobrol via chatting hingga akhirnya dia menyampaikan berbagai hal tentang dunia chatting, salah satu bagian dalam dumay yang baru aku singgahi. 

Dua bulan kemudian baru aku mulai maerasa tidak canggung lagi akan dunia chatting ini. Setelah tiga bulan aku bertahan di room surabaya 1 ini, banyak kawan yang aku temui disana. Sungguh awalnya aku tak mau membuka diri siapa diriku sebenarnya, karena aku sedikit merasa enggan dengan bentuk tubuhku yang gemuk, pasti banyak yang mengejek nantinya dan lainnya. Namun seseorang yang telah mengajariku di awal chatting, maz Putra, beliau berkata, 

“Nduk, siapapun kamu, bagaimana bentuk tubuh kamu, apa pendidikanmu, sampai pada tingkat ekonomimu, jangan membuat kamu minder dalam pergaulan. Jelek atau cantik akan binasa seiring perjalanan waktu berputar. Tidak ada orang gemuk kalau gak ada orang kurus. Tidak ada orang bodoh kalo tidak ada orang pinter. Pesennya maz buat pean, be your self. Itu aza. Kalo pean takut membuka siapa diri pean sebenarnya di dumay, pean gak akan ngerti mana kawan yang bener-bener murni ingin berteman sama pean apa adanya, ati kawan yang hanya ingin mengambil sesuatu dari pean. Kawan yang sesungguhnya gak akan pergi nduk ketika pean mengungkapkan siapa diri pean yang sebenarnya.” 

Kalimat itulah yang membuat aku yakin untuk memperkenalkan diriku apa adanya di dunia maya. Aku mulai memperkenalkan siapa aku yang sebenarnya. Aku adalah aku dengan segala kekurangan dan kelebihanku. Aku akan menjadi diriku yang sebenarnya apapun yang terjadi di lingkungan sekitarku, karena aku sangat menghargai diriku sendiri. 

Banyak yang aku dapatkan dari dumay, bukan hanya penghargaan terhadap diri sendiri. Namun ada satu hal lagi yang sungguh sangat berarti bagiku, yaitu keluarga yang baru. Keluarga yang terdiri dari berbagai anggota di seluruh penjuru dunia. Keluarga yang dapat membuka mataku bahwa ternyata anggapanku selama ini salah. Keluarga yang mampu mengajarkan aku hal yang baru. Keluarga aku di dumay, memang kebanyakan adalah TKI yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Mereka ada yang bekerja di Arab Saudi, Hongkong, India, Korea Selatan, Taiwan, dan Malaysia. Mereka mampu membuka mataku akan dunia luar. Sungguh, selama ini aku menganggap enak sekali menjadi TKI, pulang ke Indonesia akan menjadi orang kaya. Walau mungkin kesimpulanku agak sedikit goyah dengan kabar yang tersebar di media elektronik akhir-akhir ini tentang perihnya menjadi seorang TKI. 

Berkenalan dengan mereka sungguh memberikan berbagai pelajaran berharga bagiku. Saat itu aku berkenalan dengan seorang TKI yang sedang bekerja di India. Ketika aku mengatakan aku lulusan sebuah universitas ternama di Surabaya, dia langsung mengatakan, 

“Wah, berarti aku gak level ma pean dek. Pendidikanku sangat rendah. Pekerjaanku kasar. Pean pantes dapet temen yang jauh lebih baik dari aku. Jangan berteman dengan orang rendahan, berteman ma pean adalah mimpi buat orang macam aku.” 

Hatiku bergetar membacanya. Air mata ini mengalir membasahi retina mataku. Sungguh aku tak sanggup menerima pernyataan dia yang sungguh dia terlalu merendahkan dirinya. Aku kagum dengan pengakuannya yang apa adanya, namun sungguh aku sangat membenci sifat orang yang selalu rendah diri di depan hambaNya. Satu yang aku yakini, kita sebagai umat manusia hanya boleh mempunyai sifat rendah diri hanya dihadapan Allah SWT. Ketika kalian merendahkan diri kalian sendiri dihadapan manusia, kalian salah besar. Seperti salah satu kawan yang merendahkan dirinya dihadapanku tadi, memang realitanya aku adalah anak kuliahan sedangkan dia tidak, itu hanya dilihat dari mata dunia kawan. Sedangkan kita sangat mengetahui bahwa Allah melihat dan membedakan manusia dari ketaqwaannya, bukan dari pangkat, pendidikan, ekonomi, atau lainnya. Aku meyakini itu selama ini, mungkin sekarang waktunya aku mengaplikasikannya dalam kehidupan sosialku.

Dunia yang mampu membuka mataku akan sebuah satu sisi kehidupan yang belum pernah aku sentuh sebelumnya

Selain semua hikmah di atas, keluarga baruku juga selalu menemaniku dalam tiap kesepianku. Mereka adalah orang-orang yang mengajarkan aku tentang kehidupan sosial yang lebih baik. Mereka menuntutku untuk melakukan perbaikan dalam kehidupan sosialku. Mereka menjadi penghias dalam salah satu liku perjalanan hidupku yang selama ini hanya berinteraksi dengan kawan-kawan sepadan. Mataku terbuka akan dunia luar yang sungguh masih banyak pelajaran yang bisa diambil. Dumay menyadarkanku akan sebuah dunia yang sebelumnya sungguh asing buat aku, yaitu dunia tentang TKI. Ketika memang kita terjun ke dalam dunia mereka, kita akan merasakan hal yang baru. TKI bukanlah robot yang dengan peran mereka negara mampu mengeruk keuntungan tanpa memperdulikan bagaimana kehidupan mereka disana. TKI juga mempunyai hati yang sungguh sangat mulia, rasa solidaritas mereka akan sesama teman seprofesi patut diacungi jempol. Satu hal lagi yang mampu mengubah mataku, seorang TKI juga menyimpan kerinduan yang sangat besar akan tanah air tercinta, Indonesia. Kerinduan akan makanan Indonesia, hawa panasnya, kawan-kawan yang pernah mengisi jalan hidupnya, dan yang paling mereka rindukan adalah wajah-wajah teduh keluarganya. Tak jarang mereka menangis secara tiba-tiba karena rasa rindu yang sudah membuncah dalam hati. Untuk keluarga baruku dimanapun kalian berada, aku tunggu kedatangan kalian di tanah air. Semoga Allah mengizinkan kita untuk bertemu di Indonesia. Aku sangat menyayangi kalian semua. Doaku selalu terucap dalam tiap selesai sujud panjangku, semoga kalian tetap dalam keadaan sehat sampai di Indonesia. Wahai para pahlawan devisa, tanah air ini merindukan pijakan kakimu. Selamat berjuang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Mimpi Menabrak Realita

Pantun Pernikahan...

Izinkan Aku Sejenak Beristirahat Menikmati Jurang Kehancuran