Perkasamu Membuatku Bangkit

Lelaki terbaik dalam hidupku telah pergi untuk selamanya

Ibu
Satu kata pondasi kebangkitanku
Sosok wanita luar biasa
Sosok mulia dalam perjalanan hidupku

Aku masih ingat sore itu di sebuah kamar rumah sakit
Dokter berkata bahwa keluarga harus ikhlas
Betapa hancurnya hatiku saat itu
Aku belum siap ya Allah
Aku belum siap ditinggalkan lelaki yang terbaring itu
Tetesan hangat membasahi pipi
Aku tak sanggup mmbendungnya lagi

Namun ketika aku melihat ibuku
Ibu hanya menatap bapak dengan tatapan kosong
Aku tahu
Air mata itu engkau bendung di depanku

Terdiam lama aku di depan kamar
Aku hanya ingin menata hati
Aku percaya bahwa Allah tidak pernah salah
Aku mencoba menghibur diriku sendiri

Hingga malam itu aku tak bisa memejamkan mata
Engkau tetap terjaga menjaga bapak
Engkau pegang erat tangan itu
Engkau panjatkan berbagai macam doa untukNya

Namun dini hari saat kita bersujud padaNya
Lelaki itu tetap menunjukkan tanda-tanda kehidupan
Saat mengucap salam
Lelaki itu menghembuskan nafas terakhirnya yang panjang
Aku terdiam
Aku terpaku
Aku tak tahu apa yang aku rasakan

Tak lama setelah itu
Pecahlah tangis yang lama kau simpan dari sore kemarin
Aku semakin kalut
Aku semakin bingung
Aku belum siap ditinggal lelaki itu
Ya Allah

Telepon berdering meraung-raung
Semua berkata aku harus sabar

Sabar itu tidak mudah kawan
Kalian mudah mengatakan itu
Karena kalian tak merasakan apa yang aku rasa saat ini
Marah
Sedih
Semua bercampur dalam hatiku
Aku semakin kalut

Saat perjalanan pulang
Kau terus menatap wajah lelaki itu
Kau menahan agar air mata itu tak menjatuhi jasad bapak
Kau masih memberikan penjagaan yang terbaik
Sedang aku
Aku hanya bisa melihat dalam banjir air mata

Hingga saat jenazah itu telah dimandikan dan siap dikafan
Engkau tetap menahan tangismu
Engkau mencium wajah lelaki itu untuk terakhir kalinya
Engkau tetap tersenyum

Ketika jenazah itu dibawa ke pemakaman
Tangisku semakin menjadi
Aku semakin kalut
Engkau pun sudah tak mampu menahan air mata itu lagi
Tangis menghiasi pagi ini di rumah yang telah ramai

Beberapa hari setelahnya
Engkau masih bisa bangkit
Engkau terus bekerja untuk kelangsungan kehidupan keluarga
Sedangkan disini
Aku masih terpuruk
Aku masih kehilangan lelaki terhebat dalam hidupku
Namun melihat senyum dan semangatmu
Aku berusaha untuk bangkit
Aku berjanji
Demi senyummu dan senyumnya


Fyhuma Az-Zahra
-Kehilangan lelaki terhebat dalam hidupku 13032009-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Mimpi Menabrak Realita

Pantun Pernikahan...

Izinkan Aku Sejenak Beristirahat Menikmati Jurang Kehancuran