Tetesan Malam Ini

Lelah menghitung
Berapa kali tetesan hangat ini mengalir
Karena hal yang sama
Tetapi aku selalu mengulang
Dan terus mengulangnya

Candu dunia
Mungkin ini yang aku rasakan
Namun hanya taubat sambel yang aku lakukan
Bukan taubat yang sesungguhnya

Sungguh sebenarnya
Aku ingin ini adalah akhir
Akhir dari segala candu
Akhir dari kehidupan itu

Mungkin inilah saat yang tepat
Mencoba membuka lembaran baru
Mencoba mendewasakan diri dengan hal baru

Karang yang kokoh akan berlubang
Kayu yang kuat akan lapuk
Namun semangat hidup ini tak boleh padam
Semangat berjamaah ini tak boleh hilang

Menjadi baik itu sulit
Menjadi baik itu tidak mudah
Menjadi baik itu harus menguatkan hati
Menjadi baik itu tak boleh cengeng

Aku harus menguatkan diri
Dari segala fitnah dunia yang kejam
Seperti malam ini yang aku ras
Fitnah menusuk relung hatiku
Kejam dan mengiris-iris keutuhan hati
Lebih parahnya lagi
Fitnah itu datang dari seseorang
Yang aku anggap sebagai seorang kakak

Perlahan tetesan ini mengalir
Mengalir dengan derasnya
Aku sudah tidak kuat ya Allah
Kuatkan hamba

Ketika satu noda hitam menempel pada kain putih
Ketika pisau nan tajam merobek jala lembut hati
Ketika tangan bergemulai di atas tuts keyboard
Tanpa merasa bersalah
Tanpa kau sadari ada hati yang teriris disini
Tanpa kau sadari ada tetesan hangat yang mengalir
Sungguh aku tak menyangka

Terima kasih untuk malam ini
Telah membuat retina ini bersih
Dengan air mata yang masih mengalir
Hingga saat ini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Mimpi Menabrak Realita

Pantun Pernikahan...

Izinkan Aku Sejenak Beristirahat Menikmati Jurang Kehancuran